2nd may 2009
Hari Pendidikan Nasional. it was a moment in time.
Saat itu, saya sedang dalam perjalanan ke sekolah, untuk aktifitas pelayanan sosial di SDN belakang. Pergilah saya dijemput oleh teman sebaya yang kebetulan juga ikut dalam proses tersebut. Bapak supir memilih untuk lewat jalan tikus dari arah tanah kusir, yang nanti mengarah ke gang kecil depan SD Al-azhar di kebayoran lama. Kamipun lintaskan suatu SD, dimana anak-anak masuk sekolah di panas terik yang membuat saya pun risih akan keadaan nanti saat acara. Setelah melewati, tak jauh dari sekolah tersebut saya lihat anak laki-laki berpakaian rapih, berjalan menuju sekolah dengan di panas terik yang menyakiti mata. Anak itu jalan sambil membaca kertas yang ada di kedua tangannya. Dari dalam mobil aku bisa tau bahwa itu potongan dari siatu majalah Politik, mengetahui ada gambar Barack Obama berdiri ditengah acuan argumen yang ditulis oleh pers. Dari heading artikel, saya juga bisa tahu, bahwa itu potongan majalah Newsweek, dengan bahasa inggris. Hati saya berdebar lebih kencang, tak tahu harus bersyukur ada juga yang punya motivasi belajar walau banyak kekurangan secara finansial, atau harus sedih melihat diri saya yang kurang menghargai apa yang orang tua telah berikan. Saya juga pelanggan majalah tersebut. Namun tidak tiap minggu saya bisa hayati semua artikel di dalamnya. Saya malu. Di rumah ini saya dibesarkan mensyukuri semua yang telah disediakan. Dan dalam ukuran hidup, ini sudah cukup. Saya tahu saya tidak pernah minta yang berlebihan, namun saya belum pernah mendapatkan motivasi yang amat tinggi untuk lebih menggapai lagi langit yang tidak ada batasannya. Pendidikan harus disertai keingintahuan diluar buku cetak yang tersedia. Anak itu, telah membuka mata saya, untuk lari di jalan pendidikan yang masih panjang kedepan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment